Meski Membaik, Pengamat Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Masih Hadapi Sejumlah Tantangan

DKI Jakarta/ /unsplash.com/Eko Herwantoro

PIKIRAN RAKYAT - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Hingga Desember 2020, Penerimaan Pajak Capai Rp1.019 Triliun

Hingga saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berjibaku untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Covid-19 telah memberikan dampak negarif terhadap sejumlah sektor kehidupan manusia seperti kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tidak akan berjalan mulus, walaupun akan membaik dengan pertumbuhan positif.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Kroasia, 7 Orang Dilaporkan Tewas, Puluhan Luka-luka Tertimpa Bangunan

"Kita memproyeksi tahun 2021 pertumbuhan 3 persen karena masih ada tekanan dari Covid-19 terlebih adanya varian virus baru dari Inggris," kata Tauhid seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Dirinya mengatakan ekonomi Indonesia sebenarnya mulai membaik di kuartal keempat 2020, namun perbaikan tersebut tertahan akibat adanya pembatasan yang kembali dilakukan untuk menghambat penyebaran virus di akhir tahun.

Tauhid menjelaskan pada kuartal keempat pertumbuhan akan sulit masuk ke zona positif dan masih tertahan di minus 2 persen akibat dampak dari pembatasan aktivtias ekonomi dan kontrolketat perjalanan luar kota dan internasional.

Baca Juga: West Brom vs Leeds Berakhir Memalukan untuk Tuan Rumah, Taji Sam Allardyce Belum Tampak

"Saya setuju langkah pemerintah membatasi kegiatan agar penyebaran virus tidak terlalu luas," ucap Tauhid.

Tauhid menjabarkan proyeksi INDEF terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 yang sebesar 3 persen karena beberapa pertimbangan.

Pertama, program vaksinasi diperkirakan tidak berjalan mulus karena prosesnya yang tidak mudah khususnya pada tahap distribusi karena luasnya geografis Indonesia serta target masyarakat yang mendapatkan vaksin yakni 70 persen populasi atau sekitar 180 juta orang.

"Vaksin juga masih diuji klinis serta proses pengadaannya tidak mudah dengan jumlah yang besar," kata dia.

Tauhid mengatakan Covid-19 sebagai faktor penghambat pertumbuhan ekonomi belum tentu selesai tahun depan.

Hal ini lantaran sangat tergantung pada keberhasilan vaksinasi yang menurut pemerintah juga tidak akan mudah.

Disparitas kualitas fasilitas kesehatan antardaerah menurut Tauhid juga bisa menjadi faktor penghambat keberhasilan vaksinasi.

Selain itu, Tauhid menilai pemulihan ekonomi di sektor usaha khususnya tetap membutuhkan waktu dan proses yang lebih panjang, tidak bisa langsung pulih dalam 3 hingga 6 bulan saja.

"Kami melihat tahun depan pertumbuhan masih tertahan, daya beli belum pulih khususnya pada kelompok menengah ke bawah karena marak terjadi PHK," tuturnya.

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-011187275/meski-membaik-pengamat-sebut-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-2021-masih-hadapi-sejumlah-tantangan?page=3 

Share:

Arsip Blog

Recent Posts